Tradisi Meugang Khas Aceh

Follow @connectvba

Penduduk tanah rencong memiliki tradisi unik yang disebut Meugang yang berfungsi untuk menghormati datangnya hari hari besar Islam. Tradisi Meugang atau juga dikenal dengan berbagai sebutan, antara lain Makmeugang, Memugang, Haghi Mamagang, Uroe Meugang, dan Uroe Keumeukoh adalah rangkaian aktivitas daru membeli, mengolah dana menyantap daging sapi.

Tradisi ini telah muncul sekitar abad ke-14 M. Tradisi Meugang dilaksanakan selama tiga kali dalam satu tahun yaitu dua hari sebelum bulan Puasa (Meugang Puasa), menjelang hari raya Idul Fitri (Meugang Uroe Raya Puasa) dan menjelang hari raya Idul Adha (Meugang Uroe Raya Haji).

Masyarakat mendatangi pusat penjualan daging

Pelaksanaan pemotongan daging Meugang biasanya dilakukan di tanah-tanah lapang di kampung untuk Meugang Gampong, di sekitar kantor untuk Meugang Kantor atau bisa juga di sekolah untuk Meugang yang dilaksanakan oleh sekolah.

Dimensi nilai Tradisi Meugang, antara lain.

a. Nilai Religius

Meugang yang dilaksanakan sebelum puasa merupakan upaya untuk mensyukuri datangnya bulan yang penuh berkah yaitu bulan Ramadhan.

b. Nila Berbagi (Bersedekah)

Tradisi Meugang telah menjadi salah satu momen berharga bagi para dermawan untuk membagikan sedekah kepada masyarakat fakir miskin.

c. Nilai Kebersamaan

Tradisi Meugang menjadi hal yang penting karena pada hari itu akan berlangsung pertemuan silaturrahmi di antara saudara yang ada di rumah dan yang baru pulang dari perantauan. Begitu menyatunya masyarakat Aceh menyambut bulan Ramadan. Mereka yang mencari nafkah di negri seberang akan pulang kampung (mudik) untuk berkumpul bersama keluarga pada uroe meugang.

d. Menghormati Orang Tua

Tradisi ini juga menjadi ajanagn bagi para menantu untuk menaruh hormat kepada mertuanya dan para santripun biasanya akan mendatangi rumah para guru ngaji dan para teungku untuk mengantarkan masakan dari daging sapi sebagai bentuk penghormatan.